Kerja Keras dari Penjual Bubur Keliling

Siang itu, di sekitaran jalan kayu putih, Pulomas. Kami bertemu dengan seorang pedagang kaki lima yang menjual bubur kacang hijau secara keliling. Pertemuan yang tidak disengaja, ditengah cuaca yang terik, kelompok kami memutuskan untuk mencicipi bubur tersebut sambil berbincang dengan sang pemilik.

Orangnya ramah, dan senang mengobrol. Banyak sekali perbincangan yang terjadi ditengah makanan bubur yang sedang kami santap. Dimulai dari awal ia bekerja, sampai keadaannya yang sekarang.

Namanya Bapak Surito, ia berumur 55 tahun dan tinggal di daerah Pulogadung. Sehari-hari ia berjualan bubur kacang hijau. Berkeliling dari pulo gadung, pasar-pasar, hingga ke daerah pulomas. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan baru baginya. Sudah 35 tahun ia berjualan, dimulai sejak era Suharto sampai Era Jokowi. Luar Biasa!

Ia sedikit bercerita mengenai perbedaan yang dirasakan antara zaman Suharto dengan Sekarang.

“Jamannya Pak Harto ituu, semuanya enak. Barang-barang murah, jualan juga gampang. Kalau dibandingkan dengan sekarang, ya beda.. sekarang apa-apa mahal!” tuturnya,

Ada beban yang Ia rasakan, semua barang keperluan serba mahal membuat Pak Surito harus bekerja lebih keras lagi, untuk menafkahi keluarga dan juga cucu-cucu nya. Walaupun anak-anak beliau sudah bekerja, ia tetap menjalankan kewajibannya untuk menghidupi keluarga.

Tak ada kata menyerah, dan tak kenal lelah. Walau terkadang jualannya tidak habis dan terpaksa untuk dibuang, ia tetap semangat bekerja. Dari fajar membentang, hingga matahari meninggi.

-Fauziah Azahrah (Bagian Wawancara dengan Narasumber)

Tinggalkan komentar